Saya tahu pengaruh buruk berbagai tayangan televisi, atau games, atau Internet, di luar sebagian kecil unsur positifnya. Tapi sungguh saya tidak menyangka bahwa pengaruh itu bisa demikian hebatnya. Ibu Elly yang memang berkecimpung di dunia parenting, menunjukkan kepada kami betapa dahsyatnya doktrin yang sedang disusupkan ke otak anak-anak kita. Berbagai media elektronik dan cetak yang diakses anak, ternyata banyak sekali yang mengandung unsur pornografi. Games, Internet, HP, TV, VCD, komik, majalah, dll. Betapa banyak anak yang kecanduan games, dan oh, kecanduan seks. Astaghfirullahal’adziiim…saya dan semua peserta pengajian itu saat itu sibuk beristighfar mohon ampun Allah SWT karena ternyata banyak sekali hal-hal buruk yang lepas dari pengamatan kami sebagai orang tua. Saya pernah mendengar bahwa komik-komik sekarang disisipi gambar-gambar porno. Aduhai, saya tidak menyangka gambarnya betul-betul porno dan merangsang syahwat. Saat itu juga kami disuguhkan cuplikan-cuplikan games yang, sekali lagi kami mengurut dada, benar-benar menampilkan adegan yang hanya boleh dilakukan suami isteri yang sah. Mungkin tidak akan masalah kalau adegan-adegan tersebut ditujukan kepada orang dewasa,. Tetapi games yang dimaksud disini berbalut kartun yang banyak dimainkan oleh anak-anak mulai usia SD. Air mata saya terlanjur jatuh, ketika Ibu Elly menanyakan kepada seluruh audiens apakah mengenal komik-komik tersebut atau pernahkah tau isi games tersebut? Hampir semuanya menjawab tidak pernah tau. Ya sih, kebanyakan tau Naruto, Avatar, tetapi tahukah kalau film kartun yang tayang di TV nasional dan disaksikan oleh seantero anak-anak kecil, yang gambar kartunnya ada di tas-tas sekolah anak-anak, ternyata ada gamesnya juga. Kebanyakan dari kami berpikir, ah nggak apa-apalah anak-anak main games. Gamesnya Naruto pula kan, bukan tembak-tembakan. Apalagi kan Senin sampai Jumat mereka sekolah sampe sore. Belum lagi les ini itu. It’s okelah mereka ngegames akhir pekan. Tho nggak ganggu jam sekolah kan. Ah, seandainya kami tahu adegan-adegan seks dengan mudahnya didownload secara online dengan judul Naruto. Bayangkan saja, ada juga games tarzan yang di akhir setiap levelnya ada tanda keberhasilan berupa adegan ML tarzan and siapalah perempuannya dalam posisi-posisi yang tingkat kesulitannya berbeda-beda tergantung levelnya. Astaghfirullaah… Sedemikian parahnya karena dikemas dalam wujud kartun yang menggoda anak-anak.
Ternyata industri media memang sengaja memasukkan unsur pornografi dalam produk-produk yang ditujukan untuk anak-anak. Sasaran tembak mereka adalah anak-anak yang belum baligh, terutama anak laki-laki. Mereka ingin menjadikan anak-anak kita their FUTURE MARKET, pasar masa depan bagi produk-produk porno mereka selanjutnya. Mereka juga ingin anak dan remaja kita memiliki mental model porno, perpustakaan porno yang tersimpan di memori otak mereka, yang sewaktu-waktu bisa diakses di mana saja. Kalau anak dan remaja kita sudah mengalami kerusakan otak permanen, barulah mereka puas.
Menjelang akhir acara, saya terhenyak menyaksikan contoh tulisan anak-anak SD, yang bahkan tulisannya masih belum tegak, mencong sana, mencong sini, menuliskan pertanyaan dan pernyataan mengenai seks dengan bahasa yang sangat menjijikkan. Ah, semoga saja bukan tulisan anak-anak kita.
Semoga saja bukan anak-anak kita yang baca komik porno. Semoga saja bukan anak-anak kita yang main games online dan mendowload games porno di warnet dekat rumah atau sekolah ambil paket nginap cuma bayar 50.000. Semoga saja bukan anak-anak kita yang mendownload situs-situs pornografi anak yang jumlahnya lebih dari 100 ribu. Semoga saja itu bukan anak kita, yang awalnya nggak sengaja membuka situs porno karena mau cari literatur tugas biologi mengenai serangga (search nyamuk, lalat, di google, eh yang kebuka…...) tapi akhirnya malah keterusan.
Semoga saja…semoga…semoga apa??? Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita yang sempat melalaikan hak anak akan informasi yang jelas dan benar. Bayangkan saja, saking sibuknya bekerja para Bapak sampai lupa memberitahu anak laki-lakinya mengenai mimpi basah, apa yang harus dilakukan bila mengalaminya. Yah, memang tugas itu bisa diambil alih oleh para Ibu, tapi kan Ibu-ibu tidak mengalami mimpi basah tho? Atau ada yang baru memberitahu anak laki-lakinya pas usianya sudah 11 tahun. Terlambat Paaak. Wong anak sekarang 8 sampai 9 tahun sudah ejakulasi. Pengaruh hormon juga kali ya. Hiii….hati-hati deh yang suka bawa anaknya ke resto fast food karena malas masak. Hormon yang disuntikkan ke ayam baru bisa hilang setelah 40 hari, tapi rugilah kasih makan ayamnya sampe segitu lama. Mendingan baru 30 hari udah dipotong aja deh. Kebayang kan sisa hormannya masuk ke pencernaan anak-anak kita. Makanya anak sekarang lebih cepat besar. Ohya, kami diberitahu juga mengenai perlunya orang tua aware terhadap kemaluan anak laki-lakinya yang badannya sudah tumbuh besar, sementara organ vitalnya belum berkembang. Kebanyakan orang tua lebih memilih tidak membicarakan hal-hal mengenai organ yang satu ini. Lantas, kalau nggak ngobrolin itu dengan kita sebagai ortunya, kemana dong mereka cari informasi? Banyak di antara anak-anak itu yang mengalami masalah dengan organ vitalnya. But nobody to talk to.. Sementara mereka sangat cemas dengan dirinya sendiri. Kami diperlihatkan foto beberapa anak laki-laki yang berpose kewanita-wanitaan. Masya Allah, mereka cuma tidak mengerti mengapa organ vital mereka tidak berkembang sebagaimana tubuh mereka yang bongsor berkembang. Apalagi tingkah laku kewanita-wanitaan adalah hal yang biasa dipertontonkan di media. Duuuuh...
Tau kan kenapa air mata saya ngotot mau keluar selama ceramah Ibu Elly. Karena saya membayangkan kerusakan generasi kita selanjutnya. Fasilitas yang kita berikan ke anak-anak kita, tanpa pengawasan kita (mana sempaaat), ternyata telah membunuh mereka. Akankah kita membiarkan ini semua? Seperti kata Bu Elly, kita sudah dititipi Tuhan anak yang begitu indahnya, akankah mereka kembali kepada-Nya dalam keadaaan rusak? Sudah siapkah kita ketika dipanggil oleh-Nya untuk mempertanggungjawabkan titipanNya itu, ketika kita ditanya apa saja yang sudah kau bekali untuk anak-anakmu? Padahal kita hanya belum sempat memberi tahu mereka informasi yang menjadi hak mereka. Hari ini nggak sempat, besok juga, lusa, dan entah kapan kita baru sempat ngobrol atau bahkan piknik ke dunia mereka.
(indriyatinurdin)
0 comments:
Post a Comment
Silahkan diisi komentar Anda tentang tulisan diatas.
Terimakasih
www.ruduji.blogspot.com